Selasa, 28 April 2015

REFLEKSI 4




MEMBELAJARI SISWA

Learning Trajectory adalah mengetahui latar belakang dan kondisi siswa khususnya bagaimana siswa belajar sampai dimana, dan kedudukannya sebagai apa. Dalam membelajari siswa, guru mempergunakan pembelajaran yang cocok untuk anak Sekolah Dasar agar tidak menghancurkan intuisi dan nuraninya. Oleh karena itu guru harus bijaksana dalam membelajari siswa. Jika guru mengajar tidak dengan metodologi yang sesuai dengan siswanya dengan tidak mau melihat siapa siswanya, bagaimana cara berfikirnya, dan guru hanya bisa emosi serta marah, maka guru seperti mengajar dengan metode gunung meletus yaitu mengajar dengan terburu-buru, cepat, dan tidak sabar.

Pembelajaran yang diberikan guru selama ini terlalu dipengaruhi pandangan bahwa pembelajaran yang diajarkan adalah alat yang siap pakai. Maksudnya apa yang diajarkan guru cenderung memberi tahu konsep dan cara menggunakannya. Guru cenderung mentransfer pengetahuan yang dimiliki ke pikiran siswa dan siswa menerimanya dengan pasif serta tidak kritis. Keadaan demikian terjadi karena siswa kurang diberi kesempatan untuk mengungkapkan ide ide yang ada dalam pikiran mereka. Padahal pengalaman belajar akan terbentuk jika siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran. 

Salah satu cara agar siswa termotivasi dalam proses pembelajaran adalah dengan mengaitkan pembelajaran dengan realita kehidupan. Hal ini terkait dengan media dan alat peraga yang digunakan oleh guru saat menyampaikan materi pembelajaran yaitu dengan benda konkret. Siswa usia Sekolah Dasar merupakan masa dimana pengenalan, sehingga tidak pada porsinya jika membelajari siswa Sekolah Dasar dengan hafalan dan pemberian definisi suatu materi. Guru harus merancang suatu proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan juga menyenangkan, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Dimana pengalaman belajar tersebut akan selalu melekat secara mendalam dalam pikiran siswa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar