MEMBELAJARI SISWA
Learning
Trajectory adalah mengetahui latar belakang dan kondisi siswa khususnya
bagaimana siswa belajar sampai dimana, dan kedudukannya sebagai apa. Dalam
membelajari siswa, guru mempergunakan pembelajaran yang cocok untuk anak
Sekolah Dasar agar tidak menghancurkan intuisi dan nuraninya. Oleh karena itu
guru harus bijaksana dalam membelajari siswa. Jika guru mengajar tidak dengan
metodologi yang sesuai dengan siswanya dengan tidak mau melihat siapa siswanya,
bagaimana cara berfikirnya, dan guru hanya bisa emosi serta marah, maka guru
seperti mengajar dengan metode gunung meletus yaitu mengajar dengan
terburu-buru, cepat, dan tidak sabar.
Pembelajaran
yang diberikan guru selama ini terlalu dipengaruhi pandangan bahwa pembelajaran
yang diajarkan adalah alat yang siap pakai. Maksudnya apa yang diajarkan guru
cenderung memberi tahu konsep dan cara menggunakannya. Guru cenderung
mentransfer pengetahuan yang dimiliki ke pikiran siswa dan siswa menerimanya
dengan pasif serta tidak kritis. Keadaan demikian terjadi karena siswa kurang
diberi kesempatan untuk mengungkapkan ide ide yang ada dalam pikiran mereka. Padahal
pengalaman belajar akan terbentuk jika siswa terlibat dalam aktivitas
pembelajaran.
Salah
satu cara agar siswa termotivasi dalam proses pembelajaran adalah dengan
mengaitkan pembelajaran dengan realita kehidupan. Hal ini terkait dengan media
dan alat peraga yang digunakan oleh guru saat menyampaikan materi pembelajaran
yaitu dengan benda konkret. Siswa usia Sekolah Dasar merupakan masa dimana
pengenalan, sehingga tidak pada porsinya jika membelajari siswa Sekolah Dasar
dengan hafalan dan pemberian definisi suatu materi. Guru harus merancang suatu
proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan juga
menyenangkan, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Dimana
pengalaman belajar tersebut akan selalu melekat secara mendalam dalam pikiran
siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar