Selasa, 28 April 2015

REFLEKSI 3



PROSES BERFIKIR

Pada pertemuan selanjutnya Prof.Dr.Marsigit,MA menyampaikan bahwa ilmu itu untuk melihat orang lain, benda lain, an juga diri sendiri. Dimana setinggi tingginya ilmu adalah orang yang bisa berinstropeksi. Manusia memiliki kesadaran dan ketrampilan untuk menembus ruang dan waktu. Namun setiap manusia memiliki pemikiran yang berbeda dalam menembus ruang dan waktu. Seperti apa yang kita lakukan bahkan temui pada hari ini, tidak akan terulang kembali seperti hal yang sama karena menembus ruang dan waktu. Ada guru pasti ada murid, ada ayah ada ibu. Itulah hermenitika.

Immanuel Kant membagi putusan menjadi 2 yaitu analitis dan sintetis. Dimana analitis bersifat apriori atau disebut pengetahuan murni, karena konsep yang membangun pengetahuan tidak diturunkan dari pengalaman tetapi dari pengetahuan subjek itu sendiri. Sedangkan sintetis bersifat aposteriori predikat tidak terkandung dalam subjek atau bisa dikatakan predikat memberikan informasi yang baru. 

Pada kuliah tersebut beliau juga menyinggung tentang taksonomi Bloom dan teori Piaget. Dalam segi kognitif, Bloom menjelaskan bahwa kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Terdapat 6 aspek jenjang proses berfikir yaitu:
1.      Pengetahuan: kemampuan seseorang untuk mengingat
2.      Pemahaman: kemampuan untuk mengerti atau memahami setelah sesuatu tersebut diingat.
3.      Aplikasi: kemampuan menerapkan materi
4.      Analisis: kemampuan untuk menguraikan sesuatu
5.      Sintesis: kemampuan untuk berfikir
6.      Evaluasi: kemampuan untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi

Dari taksonomi bloom ini jika dikaitkan dengan teori Piaget sangat sesuai, karena tahapan perkembangan kognitif memiliki aspek kematangan, pengalaman, dan interaksi social. Oleh karena itu Piaget mengemukakan tahapan perkembangan intelektual anak dalam 4 periode, yaitu:
1.      Sensori motor: anak menggunakan indera untuk mengenal lingkungan
2.      Pra operasional: melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu dan melakukan simbolisasi
3.      Operasional konkret: mampu memecahkan masalah dengan logis
4.      Operasional formal: mampu berfikir logis dan menggunakan penalaran ilmiah

Belajar adalah sesuatu perubahan perilaku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan sifatnya relative tetap. Oleh karena itu sebagai seorang guru, kita harus dapat membelajari siswa dengan pengalaman. Karena pengalaman dapat membentuk konsep dalam diri siswa. Tidak hanya sekedar teori dan rumus bahkan hafalan saja, diharapkan nantinya pengetahuan yang siswa miliki dapat menjadi bekal hidupnya dimasa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar