REFLEKSI
Dosen Pengampu Prof. Dr. Marsigit,
M.A.
Mata Kuliah Pengembangan Learning
Trajectory Pendidikan Dasar
BAGAIMANA SISWA BELAJAR
Learning Trajectory
biasa disebut juga dengan bagaimana siswa belajar, sedangkan Teaching
Trajectory adalah kata lain dari bagaimana guru mengajar. Dua hal tersebut
adalah bagian dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses
pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari
berkaitan dengan pengetahuan yang sudah dipelajari. Guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Seorang
pendidik harus menyusun suatu rencana pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, dan menyenangkan untuk membelajarkan siswa. Strategi yang benar dapat
menentukan tingkat keberhasilan siswa. Sehingga guru perlu merancang suatu
pembelajaran yang dapat mendorong rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa dapat
aktif dalam proses pembelajaran.
Pemahaman yang benar mengenai arti belajar sangat diperlukan bagi pendidik. Kekeliruan persepsi terhadap proses belajar dan yang berkaitan dengannya mungkin akan berdampak dengan hasil belajar siswa. Menurut Prof.Dr.Marsigit jika ingin anak yang cerdas, mereka harus memiliki kompetensi seperti niat, sikap, pengetahuan/ilmu, ketrampilan, dan pengalaman. Jika dari awal pembelajaran niat anak dalam mengikuti pembelajaran sudah dibenarkan, maka langkah berikutnya dalam keberhasilan pembelajaran akan sangat mudah diarahkan. Belajar adalah suatu kegiatan berproses, hal ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan dalam pembelajaran itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa.
Dalam pertemuan ke-2,
Prof.Marsigit menjelaskan tentang hermenitika. Teori Hermeneutika hidup
tersusun atasgaris lurus dan lingkaran, jika digabungkan keduannya akan
membentuk spiral.
- Garis lurus dapat diartikan sebagai segala sesuaatu dalam kehidupan itu tidak dapat diulang, segalanya berjalan ke depan dan tidak dapat diulang kembali.
- Lingkaran dimaksudkan siklus kehidupan akan selalu berputar, seperti halnya jika hari ini hari rabu maka minggu depan kita akan bertemu kembali dengan hari rabu.
- Spiral dapat dimaksudkan bahwa dalam kehidupan kita tidak akan selalu dibawah, suatu ketika kita juga berada diatas.
Dalam
konteks kegiatan belajar dan pembelajaran, teori hermeunitika mengajarkan kita
bahwa dalam pembelajaran, seorang guru harus dapat menerjemahkan siswa,
sehingga siswa dapat menerjemahkan pembelajaran yang disampaikan guru.
Pada pertemuan ke-2, beliau juga menyinggung tentang intuitif. Yaitu istilah untuk kemampuan untuk memahami sesuatu tetapi tanpa melalui sebuah penalaran intelektual. Dasar dari pengertian intuitif adalah pengalaman atau pergaulan. Dalam membelajari siswa, hendaknya guru jangan langsung memberikan definisi tetapi melalui pengalaman atau pergaulan. Pengalaman hidup yang dialami siswa dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Karena pengalaman juga berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Perubahan yang terjadi pada siswa adalah berkat pengalaman atau pergaulan yang dilakukan dengan sengaja, disadari, atau kebetulan. Dengan menggunakan intuisi, siswa akan lebih mudah dalam memahami materi. Intuisi juga sangat dibutuhkan oleh pengajar, karena intuisi dapat menjadikan pengajar menjadi lebih sabar dan menyenangkan bagi siswa. Dari kesabaran tersebut, guru akan melahirkan suatu inovasi dalam pembelajaran, yang dapat menarik perhatian siswa.
Belajar itu kata lain dari membangun hidup. Hidup disini berarti luas, yaitu membangun pengertian, membangun pengalaman, membangun kasih sayang, membangun tanggung jawaban, dan membangun keluarga. Sehingga guru sebagai fasilitator memiliki tugas penting, yaitu membuat bagaiman siswa dapat belajar. Dalam hal ini siswalah tokoh utamanya, guru sebagai fasilitator dan siswalah yang aktif dalam proses pembelajaran.
Nama: Harini Puji Astuti
NIM : 14712251011
DIKDAS (KONSENTRASI PRAKTISI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar