MENGEMBANGKAN PBM SESUAI DENGAN
KONTEKS BUDAYA DI INDONESIA DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL
Hakikatnya matematika merupakan
mata pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga matematika
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan tetapi merupakan suatu proses
penemuan. Matematika diajarkan pada dasarnya untuk membantu melatih pola pikir
siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat dan tepat.
Di lapangan banyak guru yang menerapkan pembelajaran konvesional, pada
prosesnya guru menerangkan materi dengan metode ceramah dan siswa mendengarkan
kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Siswa hanya pasif mendengarkan
uraian materi dan menerima begitu saja ilmu atau informasi dari guru. Ditambah
lagi dengan anggapan siswa yang mengatakan bahwa pelajaran matematika itu
sulit.
Pembelajaran akan lebih bermakna jika pembelajaran menempatkan siswa
sebagai pusat pembelajaran. Guru selalu berusaha agar kegiatan yang dilakukan
dikelas dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan berbagai metode
dan pendekatan guru dapat merancang suatu pembelajaran yang aktif, kreatif,dan
juga efektif.
Secara umum budaya local adalah budaya yang berkembang pada suatu
daerah dan merupakan budaya asli dari suku yang mendiami daerah tersebut. Konteks
budaya yang disisipkan dalam proses pembelajaran, mengandung banyak sekali manfaat.
Yaitu seperti pengenalan budaya local kepada peserta didik, menjaga kearifan local
pada suatu daerah, menanamkan prinsip cinta tanah air dan lain sebagainya. Hal
tersebut dapat diwujudkan dengan mengaitkan materi dengan permainan tradisional
di pembelajaran.
Sebagai contoh, saat pembelajaran matematika pada materi operasi
hitung penjumlahan. Guru dapat merancang pembelajaran dengan menyisipkan
permainan congklak/dakon sebagai media pembelajaran. Disamping siswa dapat
memahami konsep matematika, secara tidak langsung guru juga dapat mengenalkan
permainan tradisional yang berasal dari jawa. Dengan menyisipkan permainan
tradisional disetiap pembelajaran, diharapkan proses belajar mengajar menjadi
menyenangkan dan dapat memberikan pengalaman psikologis bagi siswa. Siswa akan
berani bertanya, mengajukan pendapat, dan lain sebagainya sebagai wujud
antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut.